Kesabaranadalah harta yang baik; Allah tidak memberikannya kecuali kepada orang yang dikasihiNya. - Hasan Al-Bashri. Lelaki baik. Choose a good religious man to be a husband. If angry is not going to insult, when love will glorify. - Hasan Al-Bashri. Pilihlah lelaki yang baik agamanya. Jika marah tidak menghina, dan jika cinta akan memuliakan.
KomentarArtikel : SELAMAT JALAN UJE - USTADZ JEFRRY AL BUCHORY الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون " orang-orang yang apabila mereka ditimpa ol
Kematianyang berharga. Sebagai orang yang telah ditebus oleh darah Yesus, kita adalah orang-orang yang bahagia karena mendapat kasih karunia Tuhan. Karena itu kita harus mengikut jejak iman Abraham yang begitu mengasihi Tuhan, bahkan sampai mengorbankan Ishak, anak yang dikasihinya. Kepada gereja, Israel rohani, mereka yang telah dibaptis
Namunkematian Yesus adalah kematian-kurban, dimana seseorang merelakan jiwanya sendiri untuk dikorbankan (masih bisa dihindari , tetapi Ia merelakan) demi kasih yang begitu besar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa orang yang dikasihinya. Jenis kematian ini adalah total berlandaskan kasih, dan tidak diselewengkan dengan dalil-dalil manusia yang
Ayat5 dari pasal 14 membuktikan hal ini: "Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernu-buat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun."
Inimenunjukkan bahwa dalam mengasihi ada harga yang harus dibayar, yakni rasa duka dan kehilangan. Tentunya jika ada sesuatu yang kita mau membayar harga untuknya, itu karena sesuatu tersebut berharga dan penting buat kita. Orang yang kita kasihi itulah sesuatu yang berharga dalam hidup kita. Jadi, berdukacita bukanlah hal yang salah.
VykF55S. Jumat, 27 Maret 2020 Baca Mazmur 11612-19 11612 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? 11613 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11614 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. 11615 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. 11616 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku! 11617 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11618 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya, 11619 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya! Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia c LAI 1974 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.—Mazmur 11615 Pameran yang diadakan oleh pemahat Liz Shepherd pada tahun 2018 berjudul “The Wait” disebut koresponden surat kabar Boston Globe telah “mengingatkan kita pada sesuatu yang berharga, gamblang, dan istimewa dalam hidup.” Pameran karya-karya Shepherd yang terilhami oleh masa-masa ketika ia menemani ayahnya yang sekarat tersebut berusaha mengungkapkan perasaan rindu, hampa, dan rapuh yang dialami setelah orang yang dikasihi pergi meninggalkan kita. Pemikiran bahwa kematian itu berharga sepertinya bertentangan dengan intuisi manusia; tetapi pemazmur justru menyatakan, “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Mzm. 11615. Allah menghargai kematian umat-Nya, karena melalui kematian, Dia menyambut mereka pulang. Siapa sebenarnya orang-orang yang dikasihi-Nya itu? Menurut pemazmur, mereka adalah orang-orang yang melayani Allah karena bersyukur telah dilepaskan-Nya, yang menyerukan nama-Nya, dan yang memenuhi janji mereka kepada Allah Mzm. 11616-18. Tindakan-tindakan tersebut menunjukkan adanya kesadaran untuk mau berjalan bersama Allah, menerima kebebasan yang ditawarkan-Nya, dan membina hubungan yang intim dengan-Nya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita akan mengikuti jejak Yesus, “yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. . . . Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan’“ 1Ptr. 24-6. Ketika kita percaya kepada Allah, kepergian kita dari kehidupan ini dipandang berharga di mata-Nya.—Remi Oyedele WAWASAN Kita tidak tahu siapa yang menuliskan Mazmur 116, tetapi kita dapat ikut merasakan sisi manusiawi sang penulis. Sebuah kesulitan yang mengancam nyawa—mungkin sebuah penyakit atau peristiwa perang—membawa sang penulis berhadapan langsung dengan kematian, dan sebagai konsekuensinya, lebih dekat kepada Allah. “Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku” Mazmur 1163. Ketakutan ini mendorong sang penulis untuk memanggil nama Allah “Tetapi aku menyerukan nama TUHAN Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!’” Namun, pada akhirnya kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Bagian mazmur ini yang paling sering dikutip adalah, “Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Apakah motivasi deklarasi ini adalah kematian ibunda sang penulis yang takut akan Allah? Karena persis setelahnya, sang pemazmur mengatakan, “Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan” —Tim Gustafson Bagaimana persepsi kamu tentang kematian dibandingkan dengan pandangan Allah atas kematian umat-Nya? Sejauh mana persepsi kamu dipengaruhi oleh apa yang dikatakan Alkitab tentang kematian? Ya Allah, tolonglah aku mempercayai-Mu bahkan di tengah segala tantangan dan kehilangan yang kualami dalam hidup ini. Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Akitab SetahunHakim-Hakim 1-3; Lukas 41-30
Mazmur 116 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. - Mazmur 11615 Satu bagian surat kabar yang tidak pernah absen muncul adalah kolom dukacita. Setiap hari selalu ada berita orang yang meninggal. Kabar dukacita bisa datang dalam sekejap mata, seperti korban jiwa dari gempa atau tsunami. Setiap hari selalu tercatat ada yang lahir dan mati. Pengkhotbah 88a berkata, “Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.” Saat keseharian kita biasa mendengar berita seperti itu, apakah kejadian orang mati menjadi hal biasa-biasa saja? Kita sering mendengar nasihat berikut Jangan sia-siakan hidup, karena hidup ini berharga. Betul, setiap manusia tidak boleh menyia-nyiakan hidup. Kesempatan hidup adalah sesuatu yang berharga. Sebaliknya, mati dipandang sebagai sesuatu yang tidak bernilai, yang gelap, dan penuh kesuraman. Namun ternyata di dalam ayat emas hari ini, disebutkan bukan kehidupan saja yang berharga tetapi kematian juga sesuatu yang berharga dan bernilai. Pertanyaannya, kematian seperti apa yang berharga? Kematian yang berharga adalah kematian orang yang dikasihi Tuhan, yaitu ia yang tahu betapa anugerah Tuhan di dalam hidupnya begitu besar. Berharga berarti penting di hadapan Tuhan, bukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan ada yang lebih indah lagi, terjemahan lain ayat ini berbunyi, “Berharga di mata Tuhan kematian hamba-Nya yang setia.” Jadi kematian orang yang setia melayani Tuhan juga berharga di mata Tuhan. Kita kadang bertanya-tanya, mengapa orang yang baik, pelayan yang setia, begitu cepat meninggalkan dunia ini. Kita harus bisa melihat bahwa kematiannyabukanlah tanpa arti, tetapi sesuatu yang berharga di mata Tuhan Yesus. Orang percaya yang mendahului kita sudah berada di tangan yang tepat. Kematiannya bukanlah akhir, masih ada kelanjutan cerita. Orang yang meninggal di dalam Tuhan kelanjutan kisah hidupnya pastilah kebahagiaan, seperti dituliskan di Wahyu 1413, “Berbahagialah orang-orang mati dalam Tuhan, …. mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Yuk saudaraku, marilah kita menjadi pengikut Tuhan yang setia sehingga hidup dan mati kita dipandang berharga oleh mata-Nya. Refleksi Diri Mengapa kematian orang yang di dalam Tuhan itu berharga? Apakah Anda sudah sungguh percaya Tuhan Yesus sehingga saat nanti dipanggil Tuhan Anda yakin akan mendapatkan kebahagiaan kekal?
116Terluput dari belenggu maut1161-19 1Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkansuaraku dan permohonanku. 2Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku,maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. 3Tali-tali maut telah meliliti aku,dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku,aku mengalami kesesakan dan kedukaan. 4Tetapi aku menyerukan nama Tuhan”Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!” 5 Tuhan adalah pengasih dan adil,Allah kita penyayang. 6 Tuhan memelihara orang-orang sederhana;aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. 7Kembalilah tenang, hai jiwaku,sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu. 8Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut,dan mataku dari pada air mata,dan kakiku dari pada tersandung. 9Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan,di negeri orang-orang hidup. 10 2Kor. 413 Aku percaya, sekalipun aku berkata”Aku ini sangat tertindas.” 11Aku ini berkata dalam kebingunganku”Semua manusia pembohong.” 12Bagaimana akan kubalas kepada Tuhansegala kebajikan-Nya kepadaku? 13Aku akan mengangkat piala keselamatan,dan akan menyerukan nama Tuhan, 14akan membayar nazarku kepada Tuhandi depan seluruh umat-Nya. 15Berharga di mata Tuhankematian semua orang yang dikasihi-Nya. 16Ya Tuhan, aku hamba-Mu!Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan!Engkau telah membuka ikatan-ikatanku! 17Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu,dan akan menyerukan nama Tuhan, 18akan membayar nazarku kepada Tuhandi depan seluruh umat-Nya, 19di pelataran rumah Tuhan,di tengah-tengahmu, ya Yerusalem!Haleluya! Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
SOSOK PNT. SOSTHENES RAYMOND POTIFAR KASE DI MATA MASYARAKAT DESA BILLA DAN KLASIS AMANUBAN TIMUR Nama lengkap “Sosthenes Raymond Potifar Kase, lahir di Billa, tanggal 27 Nopember 1972, dikaruniai 4 orang anak yakni Asbel A. N. Kase, Dwi Putu B. A. Kase, Anto Kase dan Intan Kase dari hasil perkawinannya dengan Ibu Linda Arista Enggelina Frans. Dalam kesehariannya, bapak Ren sapaan bekerja sebagai wiraswasta yakni berjualan sembako Kios Sembako, dalam pandangan masyarakat di Desa Billa, beliau adalah orang yang tergolong cerdas, tegas dan memliki integritas yang tinggi. Beberapa kepercayaan dari masyarakat Desa Billa kepadanya dalam jabatan pemerintahan yakni sebagai ketua BPD Desa Billa periode 2012-2017, juga sebagai ketua badan pengurus kelompok Anggur Merah dari propinsi NTT, menurut pengakuan bapak Alfonsus Neonsaet kepala Penyuluh Pertanian bahwa keberhasilan Program Pengembangan Masyarakat di desa Billa yang telah berlangsung lebih dari satu kali yang ditandai dengan panen raya jagung, juga merupakan andil dan peran besar dari sosok bapak Sostenes R. P. Kase. Menurut beberapa anggota masyarakat di desa Billa bahwa karakteristik dari Sostenes R. P. Kase yang selalu tegas dan tidak suka berkompromi sering juga membuat kelompok tertentu merasa tidak nyaman bahkan tidak suka kepadanya, sekalipun demikian banyak masyarakat yang telah memberi dukungan untuk maju dalam pilkades tahun depan karena masyarakat merasa bahwa beliaulah yang bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat pada umumnya bukan hanya kelompok tertentu saja seperti yang terjadi sekarang ini. Dalam pelayanan Gereja beliau menjadi Diaken selama beberapa periode, pada periode pelayanan 2015-2019 ini beliau terpilih menjadi penatua pada salah satu rayon dan sudah lebih dari dua periode menjadi Sekretaris Majelis Jemaat Bi’ito. Pada lingkup Klasis, beliau dipercayakan lagi oleh Tuhan melalui Jemaat-Nya sebagai Bandahara Klasis Amanuban Timur periode pelayanan 2015-2019. Sekalipun baru menerima tanggung jawab sebagai bendahara kurang lebih 8 bulan Januari 2016-September 2016. Namun integritasnya mulai teruji di mana tingkat kepuasan jemaat-jemaat terhadap pengelolaan keuangan jemaat dana 10%, dana operasional, Sentralisasi Gaji Pokok, dana kebersamaan, dll sudah mulai membaik, pembenahan administrasi menjadi fokus beliau selama kurang lebih delapan bulan melayani Tuhan. Menurut pdt. Saneb Yohanis Ena Blegur, Ketua Majelis Kalsis Amanuban Timur yang hampir setiap saat bersama dengan beliau bahwa bapak Ren adalah sosok seorang pekerja, dia juga orang yang tegas dan konsisten. Di daerah ini saya melihat banyak orang dengan sengaja menerima suatu jabatan mungkin untuk menerima sesuatu dari jabatan itu, namun hal ini berbeda dengan bapak Ren, beliau menerima beberapa kepercayaan baik di pemerintah maupun gereja namun selalu komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kemampuannya, ungkap pdt. Saneb ketika diminta tanggapannya tentang sosok bapak Ren. Hari Jumat tanggal 16 September 2016 sekitar pukul dini hari merupakan akhir dari perjalanan hidup saudara kita Sostenes R. P. Kase, pergi meninggalkan istri terkasih, keempat anaknya, masyarakat Desa Billa dan Gereja Tuhan jemaat Wilayah Bi’ito & Klasis Manuban Timur. Peristiwa ini berawal sekitar pukul wita, Beliau menerima informasi via telepon yang meminta beliau selaku aparat pemerintahan Ketua BPD Desa Billa untuk turut bersama-sama dengan beberapa aparat menghadang gerombolan pencuri yang selama ini begitu meresahkan warga masyarakat dengan maraknya pencurian ternak berupa babi, sapi dan lain-lain. Sebelum berangkat mereka mengatur strategi dengan membagi diri dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas dua orang. Selanjutnya secara terpisah setiap kelompok mangambil tempat pada titik yang dicurigai akan dilewati oleh gerombolan tersebut. Beliau bersama rekannya berjaga-jaga di sekitar lokasi Tempat Kejadian Perkara TKP. Tidak lama kemudian dari arah yang tidak diduga muncullah si pelaku’ tanpa diketahui oleh korban dan langsung menyerang korban dengan mengayunkan pedangnya mengenai pelipis korban, kemudian terulang beberapa kali ke bagian tubuh korban lainnya hingga akhirnya korban jatuh bersimbah darah. Ketika melihat korbannya terjatuh, rekannya segera lari menyelamatkan diri dan sempat dikejar oleh pelaku namun luput dari pengejaran pelaku. Beliau masih sempat dibawa ke Puskesmas Oe’ekam tapi karena kehabisan darah, nyawa beliau tidak dapat tertolong sebagaimana yang disebutkan oleh tim Visum At repertum dari Polres TTS dan Dokter dari puskesmas Niki-niki yang datang sekitar pukul siang, bersama aparat keamanan dari Polres Timor Tengah Selatan guna melakukan visum dan olah TKP. Pihak keluarga dengan berbesar hati tetap menyerahkan proses hukum ini kepada yang berwajib sambil terus berdoa agar kasus ini cepat selesai dan tidak terulang lagi sebagaimana disampaikan dalam kata-kata penghiburan oleh Pdt. Yosafat Manu, mewakili keluarga. Sesaat setelah kebaktian pemakaman yang dipimpin oleh Liturgos Pdt. Aplonia A. Kou, Majelis Jemaat Haunomaten dan Pengkhotbah Pdt. Wiliradith Maniley, Ketua Majelis Jemaat Bi’ito, dalam khotbahnya yang didasarkan pada II Korintus 51-10, beliau menegaskan sekeji apapun perlakuan manusia dalam memperlakukan sesamanya seperti pembunuhan keji ini, tidak pernah terjadi di luar pengetahuan Allah. Karena itu selain kita mendukung pemerintah/yang berwajib dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus ini, kita tetap mengharapkan kuasa pastoral Tuhan dalam mewujudnyatakan keadilanNya bagi kita semua secara khusus memulihkan luka hati keluarga hingga mereka boleh berbesar hati untuk membuka pintu pengampunan bagi pelaku’ dan memberi ruang bagi Allah untuk terus bekerja. Tujuan perjalanan kita adalah sorga yang disebutkan dalam Injil Yohanes 14 oleh Yesus sebagai “Rumah Bapa”. Gambaran rumah itu sangat familiar dengan kita yang kecil dan tak berharga ini, andaikan waktu itu Yesus menggunakan ungkapan istana Bapa, mungkin kita yang tak berharga bahkan tidak dihargai ini tidak berani untuk pergi ke sana sebab istana itu tempat orang berdasi, bukan orang dengan pakaian compang-camping seperti kita ini. Gambaran tersebut juga seolah-olah selama kita berada di dunia, kita bagai musafir dalam perjalanan, kita mencari kota yang akan datang. Tujuan perjalanan orang Kristen digambarkan dengan rumah, bukan rumah kos, rumah tetangga, kontrakan, atau rumah-rumah lain. Melainkan rumah Bapa yaitu sorga baka. Untuk sampai di rumah Bapa kita harus belajar memahami dan melaksanakan kehendak Bapa dengan terus berada di “rumah mama” yaitu gereja, sebab di dalam gereja kita mengenal firman dan perintah Bapa. Rumah mama yang dimaksud di sini juga bukan semabarangan mama, sebab ada banyak mama di sekitar kita mama tiri, mama besar, mama kecil bahkan mama gaul’. Tegas pengkhotbah sambil mengutip teologi Johanis Calvin reformator gereja protestan di dunia. Dalam perjalanan tersebut juga kita berhadap-hadapan dengan berbagai tantangan, bahaya yang merupakan ancaman bahkan kematian. Dalam terang pemahaman yang demikian, kita percaya bahwa almarhum pnt. Sosthenes R. P. Kase walaupun pergi dengan luka yang menganga di tubuhnya, kini di hadapan Allah luka-luka itu bercerita dengan apa yang dialaminya. Allah kita sendiri mendengarkannya dan bahkan memulihkan luka-luka itu seperti Kristus yang pernah mengalami luka yang sama, bahkan lebih sadis dari itu tetapi keluar dan bangkit dari kematian itu hidup-hidup dengan tubuh yang baru, yang mulia dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tuhan Yesus Kristus telah bangkit sebagai yang sulung I Kor. 1520, kita sebagai anak-anakNya melalui anugerah dan pengorbananNya itu telah turut ada dalam barisan keselamatan yang siap untuk dibangkitkan sebagai yang berikut setelah Yang Sulung itu dibangkitkan. Dalam suara gembala yang disampaikan oleh Pdt. Saneb Y. E. Blegur, selaku Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur, beliau mengungkapkan bahwa kematian ini sesungguhnya tidak terjadi di luar pengetahuan Allah, sang pemilik kehidupan. Karena itu betapapun kita keluarga, gereja bahkan pemerintah merasa sangat kehilangan, tetapi jangan pernah berhenti berdoa meminta kepada Tuhan untuk turut bekerja menyelesaikan kasus ini melalui yang berwajib….. Selamat jalan bapak Ren, Tuhan Yesus memelukmu, menempatkanmu di pangkuanNya dan mendandanimu, memulihkanmu untuk pertemuan kita di “Rumah Bapa” yang mulia itu nanti. IN MEMORIAM
Logo YouVersionAlkitabRencanaVideoDapatkan AplikasinyaPemilih BahasaIkon PencarianMazmur 11615Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang AlkitabAplikasi Alkitab untuk Anak-AnakRencana Bacaan dan Renungan gratis terkait dengan Mazmur 11615KesedihanDapatkan Aplikasi Alkitab YouVersionSimpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kamiBerandaAlkitabRencanaVideo
berharga kematian orang yang dikasihinya