CukupSudah Kamu Menangisinya, Dia Tidak Pantas Kamu Tangisi, Lebih Baik Kamu Bergegas Memantaskan Diri Kembali. indonesia asuransi islam dedicated server indonesia pengertian premi asuransi atlas indonesia pengertian asuransi syariah web hosting terbaik di indonesia perusahaan keuangan di indonesia hosting web daftar asuransi terbaik di
Bersibukmemantaskan diri karena jodoh, bukan lagi karena Allah. Terbakar semangat menikah, tanpa menyadari niat berbelok, tak lagi untuk ibadah. Mulai gelisah menapaki pencarian, mengabaikan penguatan ketaatan dalam kesendirian. Berharap diri tak keliru menyandarkan harapan, pada yang tak seharusnya. Berharap hati tak dilabuhkan, pada
lDFvot1. - Kemandirian atau sikap mandiri dalam Islam merupakan jalan untuk menjaga harga diri seorang muslim yang beriman dengan hanya bergantung pada Allah dan bukan pada makhluk-Nya. Setiap muslim yang beriman hendaknya membangun kemandirian dalam dirinya. Sebab, kemandirian dapat menjadi jalan untuk menjaga harga diri dirinya. Dia tidak bergantung pada orang lain sehingga menghindarkannya dari sifat meminta-minta. Orang yang mandiri pantang untuk menengadahkan tangan pada makhluk Allah lainnya. Dia rela harus bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Satu-satunya tempat untuk menyandarkan beban dan berkeluh kesah hanyalah pada Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Mengutip buku Akidah Akhlak 2020, tuntunan dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk hidup mandiri ada dalam sebuah hadits shahih. Nabi Muhammad bersabda ”Dari Abi Abdillah Zubair bin Awwam ra dari Rasulullah Saw, Beliau bersabda Sesungguhnya seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual, sehingga ia bisa menutupi kebutuhannya adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak.” Bukhari. Saat seseorang menunjukkan perilaku mandiri, maka dia memiliki kebebasan dari pengaruh orang lain. Orang tersebut mampu menentukan sendiri hal yang harus dilakukan, menentukan dalam memilih berbagai kemungkinan dari perbuatannya, dan mencari solusi sendiri dari masalah yang dihadapinya tanpa melibatkan campur tangan orang lain. Ciri Sikap Mandiri dalam Islam Mengutip laman UIN Walisongo, kemandirian adalah keadaan seseorang yang memiliki tekad berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sufyarma dalam buku Kapita Selekta Manajemen Pendidikan 2003 50 menyebutkan ciri-ciri orang mandiri dapat dilihat dari sikap berikut 1. Progresif dan ulet. Contohnya yaitu bertekad kuat dalam meraih prestasi terbaik dengan usaha yang penuh ketekunan, terencana, dan bertahap mewujudkan harapannya. 2. Memiliki inisiatif. Artinya, orang yang mandiri mampu berpikir dan bertindak secaraoriginal, kreatif, dan penuh inisiatif. 3. Mampu mengendalikan dari dalam. Dia mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, dan mampu mempengaruhi lingkungan dengan usahanya sendiri. 4. Kemantapan diri. Hal ini mencakup dalam aspek kepercayaan pada diri dan Contoh Sikap Mandiri dalam Islam Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk bisa mandiri dalam ekonominya. Orang yang hidup mandiri cenderung bebas hutang budi pada siapa pun. Dan, hikmah penting dari orang yang bertekad untuk selalu mandiri adalah memiliki derajat lebih baik dari peminta-minta. Mengutip laman NU, sekali pun hasil jerih payah sendiri menghasilkan hanya sedikit suap nasi, namun keadaan itu jauh lebih baik. Para nabi adalah contoh terbaik dalam kemandirian untuk menghidupi dirinya sendiri. Sebuah hadits menyebutkan "Dari Miqdam, dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda, 'Tiada sesuap pun makanan yang lebih baik dari makanan hasil jerih payahnya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari hasil keringatnya sendiri'.” HR Bukhari Kemandirian diukur dari perilaku seseorang dan bukan karena usianya. Orang lebih muda bisa jadi lebih mandiri dari orang yang lebih tua. Dan, kemandirian merupakan salah satu bentuk untuk mengubah nasib sendiri dari keadaan yang kekurangan menjadi situasi yang lebih baik. Allah pun memerintahkan hambaNya agar mau mengubah nasibnya sendiri. Hal itu bisa ditempuh dengan sikap mandiri di segala bidang. Dengan kerja keras, doa, dan tawakal akan menjadikan kemandirian menjadi berbuah manis bagi kehidupan. ”Sesungguhnya Allah Swt tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan nasib yang ada pada diri mereka sendiri.”QS. Ar-Rad 11 Baca juga Pengertian Sikap Disiplin dalam Islam Ciri, Contoh dan Hikmahnya Dalil Sholat Tarawih 11 Rakaat dan 23 Rakaat dalam Islam - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Yulaika Ramadhani
Tanya Ana mau bertanya tentang memantaskan diri, jodoh itu kan di tangan Allah, segala sesuatu tentang jodoh diatur oleh Allah kita sebagai muslimah hanya bisa memantaskan diri, bagaimana sih cara yang tepat untuk memantaskan diri? Ana sdh memutuskan utk tidak pacaran, tidak dekat dengan lawan jenis. Namun ada seorang teman yang berkata, “Masa’ iya kalau kita hanya diam begitu saja jodoh kita akan datang kerumah mengetuk pintu?” Lalu kita sebagai wanita harus bagaimana dan seperti apa dalam penantian? Terimakasih. via emailJawabalaikumussalam wrwb. Terima kasih sudah berkirim email kepada kami. Mbak Iin, betul bahwa jodoh itu di tangan Allah Ta’ala. Kita hanya bisa berusaha. Sama seperti rizki dan kematian, jodoh adalah masalah ghaib. Allah Ta’ala yang mengatur dan menentukan. Namun demikian, sama seperti rizki dan kematian, kita bisa mengusahakan semaksimal kita bisa untuk mendapatkan rizki dan menghindari segala bentuk yang umumnya bisa mengantarkan kepada kematian. Ini persoalan keyakinan kita kepada takdir Allah Ta’ diri itu memang perlu. Sama seperti ketika kita di sekolah. Jika kita sudah bersiap menghadapi ujian sekolah dengan belajar semaksimal kita bisa, insya Allah kita akan mendapatkan hasil sesuai dengan kepantasan yang sesuai. Orang yang tak siap menghadapi ujian karena ia justru malah santai saja, maka hasil yang ia dapatkan juga tak sebagus yang didapat orang lain. Ini soal kepantasan. Jika jodoh tak kunjung datang, tetaplah bersabar. Ada baiknya interospeksi diri, apa yang kurang dalam diri. Mungkin kurang bersyukur atas nikmat Allah Ta’ala, mungkin juga kurang sabar, mungkin juga kurang beramal shalih, mungkin juga kurang taat melaksanakan kewajiban, dan “mungkin-mungkin” lainnya yang bisa dievaluasi secara jika ingin mendapatkan jodoh—apalagi jodoh yang baik, kita juga harus berusaha menjadi baik. Firman Allah Ta’ala yang artinya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.” QS an-Nuur [24] 26Jodoh memang harus dicari, tetapi pastikan cara mencarinya sesuai tuntunan ajaran Islam. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai ada yang mudah mendapatkan jodoh, tetapi caranya salah misalnya melalui pelet, guna-guna, sihir. Sebagai muslim kita terlarang melakukan perbuat syirik tersebut. Cobalah Mbak Iin memperluas pergaulan. Misalnya mulai aktif ikut kajian keislaman di masjid atau mejelis taklim, niatnya tentu untuk mencari ilmu. Kadang, jodoh datang bukan dari pertemuan langsung dengan orangnya, tetapi juga melalui orang lain yang mempertemukan dengan jodoh kita. Maka, jika kemudian ada efek samping’ berupa tawaran jodoh, itu bonus’ dari niat ikhlas Mbak Iin dalam mencari ilmu di tempat tersebut. Seringnya kita bertemu dengan orang lain, apalagi yang baik-baik shalih/shalihah, maka peluang untuk mendapatkan jodoh kian terbuka lebar. Tetapi, pastikan tidak ada interaksi yang diharamkan ketika terjadi pertemuan hindari kriteria untuk mendapatkan jodoh dengan kriteria yang muluk atau tinggi. Janganlah mengharapkan kesempurnaan dari orang lain, sementara diri kita masih jauh dari disebut baik. Kadang, ini yang mungkin menjadi penghambat mendapatkan yang perlu Mbak Iin lakukan tawakal, tetap berusaha semaksimal bisa dilakukan, dan barengi dengan doa serta memantaskan perilaku agar sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Semoga Allah Ta’ala memudahkan jodoh Mbak Iin. [Tim Konseling, MuslimahWebID] *Sumber gambar klik di sini
Cinta adalah suatu perasaan yang Allah ciptakan pada manusia. Perasaan cinta ini bisa membuat seseorang yang sedang jatuh cinta ini melakukan apa saja. Membicarakan persoalan cinta, yang langsung terngiang mungkin adalah cinta kepada sesama manusia. Padahal ada cinta yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya itulah cinta yang patut diagung-agungkan. Bukan hanya cinta kepada sesama makhluk ciptaan Allah saja. Maka dari itu, perasaan cinta ini perlu dijaga supaya tidak membawa diri kita kepada hal – hal yang tidak baik. Baca Menikah Tanpa CintaIbnu Qayyim Al Jauziyah yang merupakan seorang ulama yang mengajarkan kita bahwa cinta itu memiliki 4 kekuatan. Dan cinta merupakan sesuatu yang datang melalui 4 sebab, yaitu Islam tidak mengenal cinta buta. Karena dalam islam, kita diminta untuk berilmu telebih dahulu. Orang yang berilmu berarti orang yang yakin. Karena keyakinan datang dengan ilmu. Sehingga tahapan yakin itu ada “Ilmul Yaqin”, “Ainul Yaqin”, dan “Haqqul Yaqin”.Mencintai dengan ikhlas. Setelah keyakinan dimiliki maka akan terasa ikhlas dengan sendirinya. Orang yang mencintai seseoang tanpa keikhlasan dalam mencintai maka itu sesuatu yang bohong dalam mendatangkan kejujuran. Kejujuran inilah yang akan membuahkan cinta ini akan menelurkan 2 hasil yang bernama Inqiyad dan Qabul. Yang dimaksud dengan dua hal ini adalah orang yang mencintai ini akan tunduk dan patuh kepada yang perasaan cinta yang dirasakan manusia ada tingkatannya. Dan hendaknya kita memposisikan perasaan cinta ini dalam hidup kita. Rasa cinta yang muncul pada diri manusia ini memang terkadang membingungkan, terutama masalah cinta yang ada pada sesama manusia. Namun, sebaiknya kita juga membawa cinta ini menjadi ketakwaan dengan cara memposisikan perasaan cinta dalam diri kita. Baca Cara Agar Hati Tenang Dalam Islam.Cinta Kepada AllahRasa cinta kepada Allah harus yang paling besar dan paling banyak. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Dzat yang tidak ada bandingannya. Bentuk kecintaan kita kepada Allah tentu adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seperti Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada surat Az- Zariyat ayat 56 berikut وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.Bentuk ibadah kepada Allah yang bisa kita lakukan adalah melaksanakan ibadah sholat, menjalankan puasa, melaksanakan ibadah haji, dan masih banyak ibadah lainnya yang disyariatkan oleh Agama Islam. Baca Penyebab Amal Ibadah Ditolak Dalam IslamHal mengenai ibadah ini juga ada di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al- Baqarah ayat 21 berikut يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”baca jugaCinta Menurut IslamCara Menghilangkan Rasa CintaDoa untuk mendapatkan Jodoh dalam IslamRindu dalam IslamKisah Cinta Nabi YusufCinta Kepada RasulRasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam membekali umat muslim dengan Al – Qur’an dan Hadits yang diturunkan kepadanya. Sehingga, mukjizat yang ada pada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini bisa menjadi pedoman dan petunjuk umat islam sepeninggal Beliau. Bentuk cinta kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam ini adalah mengikuti sunnahnya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan wahyu kepada nabi – nabi sebelumnya dan ajaran-Nya telah disempurnakan melalui Agama Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Maka hendaknya sebagai wujud cinta kepada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini, kita mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam selama apa saja yang dikerjakan oleh Rasulullah dan ditinggalkan oleh Rasulullah adalah perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satunya adalah dengan menikah dan membaca Al – Qur’an. Namun, begitu ada juga pernikahan yang dilarang dalam islam yaitu pernikahan beda agama. Masih banyak juga sunnah Rasulullah yang bisa dipelajari karena sudah jelas dan diketahui manfatnya, seperti manfaat membaca Al- Qur’an dalam kehidupan. Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam merupakan Suri Tauladan, karena walaupun ajaran yang dibawanya sudah ribuan tahun, namun tetap bisa diaplikasikan di zaman modern seperti sekarang. Baca Sunnah Rasul Malam Jumat.baca jugaKeutamaan Cinta Kepada RasulullahCara Mendapatkan Jodoh menurut IslamMahar Pernikahan dalam IslamCara Menjaga Hati Sebelum MenikahKriteria Calon Istri yang Baik Menurut IslamCinta Kepada Ciptaan AllahCinta yang berada pada urutan terakhir ini adalah cinta pada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta kepada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini juga termasuk kepada cinta kepada orang tua, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak – anak dan cinta kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lainnya. Seorang wanita yang sedang jatuh cinta biasanya lebih banyak diam. Sehingga perasaan ini tertahan dalam hatinya sendiri. Apabila seorang wanita sedang merasakan jatuh cinta, alangkah baiknya melakukan hal PandanganKetika berpapasan dengan seseorang yang dikagumi bukan berarti kita tidak boleh melihat satu sama lain. Namun hendaknya hindari tatapan yang berlebihan yang bisa menimbulkan hawa Dan Memperbaiki DiriDoa merupakan obat dari segala urusan. Maka apabila seorang wanita atau laki – laki yang sedang jatuh cnta hendaknya lebih sering mengingat Allah dan meminta petunjuk yang terbaik. Dalam masa penantian ini pun bisa diisi dengan memperbaiki dan memantaskan diri agar mendapatkan jodoh yang terbaik. Karena pada dasarnya jodoh adalah cerminan diri. Mencari jodoh dalam Islam bisa dimulai dengan memperbaiki dan memantaskan diri. Karena wanita yang baik untuk laki – laki yang baik. Wanita yang keji untuk laki – laki yang keji. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat An- Nur ayat 36 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.”Menemui Wali Dan MelamarTidak ada salahnya untuk wanita muslimah melamar terlebih dahulu pria yang ia sukai. Bahkan sebelumnya telah ada contoh dari Siti Khadijah Istri Rasulullah yang meminta karyawannya pada saat itu untuk mengawasi Rasulullah. Setelah mengawasinya, Siti Khadijah pun yakin bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang tepat. Kemudian Siti Khadijah meminta bantuan sahabatnya untuk menemui Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam agar mau menikahinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketegasan seorang muslimah ketika merasakan cinta dalam diam. Baca Menikah Muda Menurut IslamDemikian penjelasan terkati cinta dalam diam menurut islam. Karena pada dasarnya, cinta akan datang sendirinya sesuai kehendak sang maha cinta.
“Capek Kuliah, Pengen Nikah ajah”, “Capek kerja, pengen nikah ajah”. Kata-kata ini sering kita dengarkan atau bahkan kita sendiri mengucapkan ketika sudah lelah dengan aktivitas perkuliahan; tugas-tugas dari dosen yang menumpuk; dan banyak masalah atau kerjaan dari kantor. Seakan akan setelah menikah semua masalah akan selesai dan berakhir dengan pernikahan. Salah satu yang memicu hal ini ialah romantisasi pasangan suami istri di sosial media atau para selebgram yang memamerkan kemesraan bersama pasangannya sehingga ada stereotip “couple goals” yang didefinisikan oleh masing-masing muda-mudi saat ini. Hal ini memicu banyak anak muda yang dengan mudah ingin menyelesaikan masalahnya dengan menikah tanpa mengetahui hakikat dari pernikahan. * Pernikahan merupakan hal yang sakral dan suci sehingga dalam Al-Qur’an disebut mi tsaqan ghali zan atau perjanjian yang kokoh. Ketika ada keinginan dari dalam diri untuk menikah baiknya bagi calon suami dan istri untuk memantaskan diri bukan hanya mempersiapkan pernikahan. Mempersiapkan pernikahan lebih kepada mengulik-ulik tentang vendor pernikahan untuk mewujudkan “wedding dream”, MUA make up artist siapa yang akan digunakan, fotografer pernikahan, souvenir, dan perintilan nikahan lainnya. Sedangkan memantaskan diri lebih kepada persiapan secara lahir dan batin sebelum memasuki bahtera rumah tangga. Memantaskan diri bisa menjadi salah satu usaha untuk menjemput jodoh. Memantaskan diri sangat bisa dimulai sebelum kita bertemu dengan jodoh kita. Firman Allah dalam An-Nur ayat 26 yang berarti “Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula”. Dari ayat ini meyakinkan kita bahwa Allah Swt pasti memberikan pasangan yang setara dengan diri kita sendiri. Jika seorang laki-laki menginginkan calon pendamping hidupnya ialah seorang yang ahli Qur’an berarti ia juga sudah berusaha menjadi seorang ahli Qur’an. Jika seorang perempuan menginginkan calon pasangan hidup yang berwawasan luas, berarti ia juga sedang berusaha untuk memperluas wawasannya. Sehingga untuk menikah bukan hanya melengkapi syarat dan rukun nikah tetapi dari jauh sebelumnya telah memantaskan diri untuk menikah. Langkah Memantaskan Diri Sebelum Menikah Pertama, dimulai dari memahami diri sendiri. Sebelum ada orang lain yang ingin kita pahami, cintai, dan sayangi yatu seorang suami. Hendaknya kita memahami diri sendiri terlebih dahulu. Menurut Koentjoro, memahami diri sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam diri maupun dari luar. Beberapa orang dapat mengenali dirinya dengan baik, namun bagi sebagian yang lain belum mengetahui dan memahami dirinya. Salah satu Teknik untuk mengenali diri sendiri digagas oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham dengan mengembangkan konsep Johari Window dengan membagi diri menjadi 4 bagian. Empat bagian tersebut yaitu bagian publik public area ialah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain; bagian buta blind area ialah bagian yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui dirinya; bagian tersembunyi hidden area ialah bagian yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain; dan bagian yang tidak disadari unconscious area ialah bagian yang tidak diketahui baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Tetapi ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul. Kedua, memantaskan persiapan mental dan mengelola emosi. Setelah menikah yang dihadapi bukan hanya suami melainkan beserta keluarganya. Akan banyak sekali watak orang yang kita temui dalam diri suami maupun keluarganya yang mungkin saja akan menguras emosi. Setidaknya dengan mempersiapkan dan belajar mengelola emosi sebelum menikah kita mengetahui bagaimana cara diri kita menyikapi suatu masalah, bagaimana cara self healing ketika menghadapi suatu masalah dalam rumah tangga. Ketiga, memantaskan ilmu. Sebelum menikah tidak ada salahnya kita mulai membaca ilmu ilmu dalam pernikahan, ilmu parenting, manajemen konflik dalam rumah tangga, edukasi tentang seks. Di tengah dunia yang serba canggih, ilmu pun bisa diakses dengan gratis melalui tayangan youtube, kajian-kajian virtual, dan ebook parenting yang tersedia di perpustakaan online. Setidaknya mempunyai bekal lebih baik daripada tidak ada bekal sama sekali. Dengan begitu, para calon suami dan istri sudah memiliki gambaran hal-hal apa saja yang terjadi di dalam rumah tangga. Keempat, persiapan keterampilan dasar. Berumah tangga bukan hanya pemenuhan kebutuhan biologis saja. Akan tetapi di dalamnya dibutuhkan kerja sama berbagi peran antara suami dan istri. Setidaknya untuk para calon suami dan istri sudah memiliki keterampilan dasar sehingga kerja sama dapat terwujud antara keduanya. Keterampilan dasar yang dimaksud seperti memasak. Memasak jangan diartikan sebagai memasak opor ayam, gulai, rendang, dan masakan yang penuh dengan rempah-rempah lainnya. Dimulai dari belajar memasak untuk hal-hal yang sederhana seperti memasak air, menggoreng atau merebus telur, menanak nasi, atau bahkan memasak mie instan. Hal ini bisa menjadi skill bertahan hidup ketika mengarungi bahtera rumah tangga. Selain itu mencuci pakaian sendiri, bersih-bersih rumah atau kamar, menjahit dan lain sebagainya. * Memantaskan diri dengan mempersiapkan diri lahir dan batin juga termasuk salah satu ikhtiar untuk menjemput jodoh. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa jodoh itu perlu dijemput tetapi dengan memperhatikan batasan-batasan yang ditetapkan oleh agama dan budaya. Di samping berusaha memantaskan diri dengan melakukan berbagai macam persiapan di atas, tetap tak luput diselingi dengan senjata terbaik bagi seorang muslim yaitu doa. Salah satunya dengan doa “Rabbana hablana min azwajina wa zurriyyatina qurrata a’yun wa ja’alna lilmuttaqi na imama” Artinya, “Ya Tuhan kami, anugerakanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” Sehingga tidak perlu menjadi beban apabila jodoh belum nampak, mungkin Allah tahu kamu belum pantas sehingga Allah memberikan waktu kamu untuk memantaskan diri, sebelum Ia datangkan jodoh sesuai dengan yang kamu ikhtiarkan. Mahasiswi Magister Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tertarik pada isu-isu hukum keluarga.
Oleh Syifa Nur Azizah STEI SEBI [email protected] PADA dasarnya, seorang muslim sejati pastilah mampu memahami bagaimana cara memanajemen diri. Namun, melihat kondisi saat ini ternyata masih banyak umat muslim yang gagal dalam memanajemen dirinya. Hal ini bisa dilatarbelakangi oleh ketidaktauan bagaimana cara memanajemen diri ataupun karena keterlenaan akan hal-hal yang sifatnya menjerumuskan. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen diri kita agar apa yang kita lakukan senantiasa bermanfaat baik bagi kita maupun orang lain. Menurut KBBI, Manajemen berarti “Pengunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”. Dari definisi tersebut,dapat diartikan bahwa manajemen diri adalah “penggunaan segala kemampuan yang ada dalam diri agar senantiasa menjadi oroduktif dan tidak terbuang sia-sia”. Ruang lingkup manajemen diri bagi seorang muslim dapat digolongkan menjadi 4 yakni Manajemen penampilan diri, Manajemen emosi, tutur kata dan tingkah laku, Manajemen interaksi dengan orang lain dan terakhir Manajemen Waktu. Berikut beberapa hadist yang menerangkan tentang ke-empat bagian manajemen tersebut. 1 Manajemen penampilan diri “Sesungguhnya allah itu indah dan senang dengan keindahan. Bila seseorang diantara kamu bermaksud menemui kawan-kawannya, hendaklah dia merapikan dirinya.” Muslim. 2 Manajemen emosi,tutur kata dan tingkah laku “Seseorang baru benar-benar dikatakan muslim adalah manakala muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. “HR Bukhari-Muslim 3 Manajemen interaksi dengan orang lain “Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam apabila engkau bertemu dengannnya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka hadirilah, apabila dia meminta nasehatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin maka do’akanlah dia, apabila dia sakit maka tengoklah, apabila dia meninggal maka antarkanlah.” HR Muslim 4 Manajemen waktu Hadist dari Mu’adz bin jabal sesungguhnya Nabi SAW bersabda ’’Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang 4perkara; Tentang umurnya dimana ia habiskan, Tentang waktu mudanya dimana ia habiskan, Tentang harta bendanya dari mana dan kemana ia belanjakan, dan Tentang ilmunya apa yang telah ia kerjakan.” HR Al-bazzar dan at-Thabrani dengan sanad shahih. Dari beberapa ulasan tersebut, maka sudah seharusnya kita memahami pentingnya manajemen diri bagi kita. Terlebih manajemen waktu, karena sejatinya ketika waktu berlalu demikian cepat, sedangkan segala yang berlalu tak akan kembali lagi maka sang waktu demikian berharga. Sebagaimana pepatah mengatakan “Saat hidup dibatasi oleh siang, saat istirahat dipagari oleh malam, saat muda akan bertemu dengan masa tua, dan pasti saat hidup akan berujung kematian. Maka sungguh waktu bagi satu-satunya pertaruhan, Waktu adalah kehidupan”. Wallahu alam Bishowab. [] Kirim OPINI Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.
memantaskan diri dalam islam